Selasa, 10 April 2012

Sepatu bola yang "ideal"


Pada 2005, Sir Alex Ferguson, sang "raja" Manchester United pernah senewen gara-gara sepatu. Ya betul....sepatu!! Gara-gara sepatu sepak bola dengan pul berbentuk blade, Eric Cantona mengalami patah tulang metatarsal dan harus absen selama 2 bulan. Sir Alex bahkan meminta agar sepatu dengan pul blade agar dilarang digunakan pada Liga Primer Inggris. Bukan tanpa alasan Sir Alex naik pitam seperti itu, karena ternyata sepatu dengan pul berbentuk blade disinyalir merupakan sumber cedera metatarsal pada David Beckham, Danny Murphy, Gary Neville, Trevor Sinclair, Wayne Rooney dan Stephen Gerrard. Memang memilih sepatu bola bukanlah perkara yang mudah. Mulai dari jenis, ukuran dan terutama harganya.




Blade Studs

Berikut ini adalah tips memilih sepatu sepak bola yang paling sesuai dengan kebutuhan kita :
1. Kenali jenis sepatu
A. Soft ground boots (SG) terdiri dari pul bulat yang dibaut.




Tipe ini ideal untuk lapangan dengan permukaan yang lunak. Tipe ini disebut yang paling ideal karena mampu menyalurkan beban secara merata pada kaki sesuai dengan anatomi normal. Lapangan rumput yang lunak sangat sesuai dengan sepatu ini. Terdapat juga SG boots yang memakai pul berupa blade studs. Pul jenis blade menurut beberapa ahli SANGAT BERBAHAYA bila dipakai pada lapangan yang lunak.

Mengapa Blade Studs berbahaya ?
a. Daya cengkeram blade studs sangat kuat, sehingga meningkatkan resiko cedera pada ankle dan lutut. Kenapa demikian? Karena sedemikian kuat cengkeraman sepatu tersebut di tanah, sehingga ketika pemain memutar badan atau berganti arah, sepatu tetap "tertanam" di tanah. Walhasil, ankle atau lututnya yang menjadi korban.
b. Konfigurasi dan bentuk pul blade studs kurang ergonomis, sehingga beban tubuh tidak disalurkan secara merata ke arah bawah. Seringkali pemain merasa kaki bagian samping menopang beban yang lebih besar dibanding area lain.

B. Firm ground boots (FG), memiliki pul yang menyatu dengat alas sepatu bola.




Tipe ini sangat cocok untuk jenis lapangan yang keras. Pul jenis blade studs dapat lebih bermanfaat di lapangan yang keras dengan keunggulan daya cengkeramnya yang lebih kuat. Terdapat juga produk FG yang berpul
konvensional berbentuk bulat,yang menyatu dengan alas sepatu.

C. Hard ground (HG) boots, adalah sepatu untuk lapangan yang sangat keras.




Pul pada sepatu ini terbuat dari karet padat yang tersusun rapat. Tipe ini juga cocok untuk lapangan sintetis. Di Indonesia jenis ini banyak dipakai untuk sepatu futsal. Namun demikian, sebenarnya pada lapangan sepak bola yang sangat keras tipe ini juga dapat dipakai.

2. Sesuai dengan jenis dan ukuran kaki
Periksalah secara seksama anatomi kaki anda, apakah simetris, telapaknya punya cekungan normal dan panjangnya sama. Bentuk sepatu antar produsen tidak selalu sama walaupun ukurannya sama. Untuk itu, PASTIKAN ANDA MENCOBA LANGSUNG SEPATU BOLA
LENGKAP DENGAN KAUS KAKI UNTUK BERJALAN BEBERAPA MENIT SEBELUM MEMBELI ! Bila curiga ada kelainan bentuk kaki, konsultasikan dengan dokter olahraga untuk penanganannya.
Untuk anak-anak disarankan memilih ukuran yang lebih longgar, yaitu satu ukuran di atas ukuran kaki atau 1 jari lebih panjang dari ujung kakinya. Hal ini untuk mengantisipas proses tumbuh kembang agar tidak terhambat.




3. Harga yang terjangkau
Memang ada istilah ada harga ada mutu, namun pastikan itu adalah yang terakhir setelah Anda memutuskan jenis sepatu yang paling sesuai dengan anatomi kaki dan jenis lapangan tempat bermain.

Sintetis atau kulit ?
Sebaiknya sepatu bola berbahan kulit dengan kualitas tinggi karena akan mengikuti bentuk kaki kita secara perlahan-lahan. Namun demikian, perkembangan teknologi juga memungkinkan adanya bahan sintetis yang berkualitas sangat baik. Di sinilah urusan harga mulai berperan, karena memang bahan-bahan yang berkualitas tinggi tersebut harganya lebih mahal.

Berapa pasang yang harus dimiliki? Dan kapan harus ganti sepatu?
Apabila memungkinkan, memang disarankan memiliki masing-masing jenis sepatu, baik SG, FG atau HG. "Musuh" sepatu bola adalah lantai semen atau lantai yang keras karena akan mengikis secara perlahan pul sepatu. Untuk itu, sepatu bola hanya boleh dipakai di lapangan bola sehingga lebih awet.
Sepatu yang sudah mulai aus pul- nya harus segera diganti agar terhindar dari cedera. Cara mengetahui keausan sepatu cukup mudah, letakkan sepatu pada meja yang datar, lalu amati dari belakang. Bila posisi
sepatu sudah tidak rata dan cenderung miring ke dalam atau keluar, itu menandakan bahwa Anda sudah harus mengganti sepatu. Hal ini berlaku juga untuk sepatu biasa yang kita gunakan beraktivitas sehari-hari.

Jumat, 06 April 2012

Cara Jitu Mencegah Cedera Sepak Bola

Cara Jitu Mencegah Cedera Sepak Bola

Cedera merupakan ancaman serius bagi seluruh cabang olahraga termasuk sepakbola. Mulai dari cedera paling ringan seperti lecet sampai yang paling serius berupa kematian! Sebagai cabang paling populer di dunia, saat ini diperkirakan terdapat lebih dari 200 juta pemain sepak bola di 186 negara. Belum lagi dengan masyarakat yang bermain sepakbola maupun futsal. Dengan banyaknya orang yang berpartisipasi dalam sepak bola, maka jumlah kasus cedera terkait sepak bola juga luar biasa.

Di Amerika Serikat, National Electronic Injury Surveillance System (NEISS) menyatakan bahwa pada 1997 saja tercatat 148.913 kasus cedera akibat sepak bola. Sebanyak 0.2 % terjadi pada umur kurang dari 4 tahun, 48 % umur 5 - 14 tahun, dan 35.5 % umur 15 - 24 tahun. Jumlah tersebut semakin meningkat setiap tahun, sehingga diperkirakan dalam kurun waktu 1990 - 2003 terdapat 1.597.528 kasus cedera pada usia 2-18 tahun !

Bagaimana dengan sepakbola profesional? Penelitian terhadap pemain bola di Eropa (Ekstrand et.al, 2012), tercatat bahwa rata-rata setiap musim seorang pemain mengalami 2 kali cedera muskuloskeletal (otot/ligamen/sendi/tulang). Kasus terbanyak adalah cedera hamstring sebanyak 12%, diikuti oleh ligamen lutut MCL 9% dan otot quadricep 7%. Dari seluruh jumlah kasus yang diteliti, ternyata sebanyak 12% adalah "re-injury", atau cedera lama yang kambuh lagi.

Pemulihan cedera memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Pada pemain bola profesional yang dibayar mahal, kasus cedera yang parah merupakan mimpi buruk yang menakutkan. Mulai dari rasa sungkan terhadap tim yang telah membayar mahal, sampai bayang-bayang akan diputusnya kontrak kerja. Ketakutan akibat "efek samping" cedera itulah yang seringkali membuat pemain yang cedera terus memaksakan untuk bermain dan mengabaikan proses pemulihan cedera yang baik. Hasilnya mudah ditebak, yaitu akan terjadi cedera kronis, berulang, dan penurunan performa di lapangan,

Bagaimana kita mengatasinya? Semua sepakat bahwa tindakan preventif adalah yang terbaik. Berikut ini adalah cara yang tepat untuk meminimalisir terjadinya cedera :

1. Lakukan PPE (Pre Participation Examination), yaitu konsultasi ke dokter spesialis olahraga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan kebugaran. Dari hasil tersebut, dokter akan mengidentifikasi faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya cidera, dan diberikan program latihan yang jenis dan dosisnya sesuai dengan kondisi kesehatan masing-masing individu.


2. Program pemanasan yang baik. Sering kali pemain meremehkan pemanasan dan stretching. Padahal apabila pemanasannya kurang, otot tidak siap untuk digunakan melakukan gerakan-gerak eksplosif seperti sprint, melompat, dan shooting yang merupakan karakteristik dari sepak bola itu sendiri. Pemanasan yang baik harus mencakup latihan ringan dan stretching yang melibatkan otot-otot utama untuk bermain bola (minimal meliputi betis, hamstring, quadricep, punggung, bahu, dada dan lengan). Program pemanasan untuk bermain bola dilakukan sekitar 15-20 menit, dengan berbagai macam variasi. Metode pemanasan standard dapat dilihat di situs FIFA.


3. Baju dan sepatu yang baik. Pada awal persiapan Pra Piala Dunia melawan tim Turkmenistan, sekitar 70% pemain timnas mengalami luka lecet. Ada dua penyebab utama cera tersebut yaitu lapangan yang keras dan terutama pemakaian SEPATU BARU!!! Jangan terlalu tergoda dengan merek-merek terkenal. Belum tentu sesuai dengan karakteristik kaki Anda. Setiap sepatu baru tidak boleh langsung dipakai berlatih, apalagi bertanding. Setiap hari sepatu baru dapat dipakai untuk aktivitas biasa sekitar 1-2 jam selama beberapa hari agar kontur sepatu sesuai dengan kaki. Ada yang memakai tehnik merendam sepatu di air beberapa jam, namun tentu beresiko mengurangi kekuatan lem dan jahitan di sepatu. Apabila terdapat kelainan atau kondisi khusus seperti flat feet (telapak kaki datar), atau panjang tungkai yang tidak sama, pastikan Anda telah berkonsultasi dengan dokter untuk mengatasi masalah tersebut. Selain sepatu, seragam sepak bola juga harus baik. Syaratnya adalah menyerap keringat dan lembut di kulit. Hindarilah warna-warna gelap saat berlatih di panas matahari karena akan menyerap panas sehingga beresiko mempermudah terjadinya dehidrasi.


4. Lapangan bermain bola yang baik. Lapangan sepak bola memiliki syarat mutlak yaitu harus rata, tidak terdapat kerikil dan tidak keras. Lapangan yang keras dan tidak rata merupakan salah satu penyebab utama terjadinya cedera yang fatal berupa robekan ligamen dan tendon, khususnya pada ankle dan lutut. Apabila berlatih menjelang malam, penerangan harus cukup.


5. Lindungi bagian tubuh yang rawan cedera. Bagian tubuh yang rawan cedera seperti ankle dan lutut sangat rentan terhadap cedera. Apabila pernah terjadi cedera pada kedua bagian tersebut, maka kemungkinan untuk terjadi cedera ulangan (re-injury) akan sangat besar. Pemakaian ankle-brace ataupun taping/strapping dianjurkan untuk meminimalisir resiko cedera.


6. Perkuat otot-otot mayor. Terdapat 10 kelompok otot mayor yang berperan vital dalam menopang tubuh dan melakukan gerakan yaitu otot betis, paha depan(quadricep), paha belakang(hamstring), pinggul, punggung, bahu, lengan atas depan(bicep), lengan atas belakang(tricep), dada dan perut. Khusus pada sepak bola, cedera sering terjadi karena otot-otot yang menyokong ankle dan lutut kurang seimbang. Oleh karena itu, pemain bola tidak boleh hanya mengandalkan latihan di lapangan. Harus ada sesi latihan di gym untuk memperkuat otot. Bila latihan di lapangan dilakukan sore hari, pagi harinya dapat dilakukan latihan beban, begitu pula sebaliknya. Latihan penguatan otot dapat dilakukan 3 kali dalam seminggu.


7. Nutrisi dan recovery yang cukup. Tidak banyak pemain bola yang sadar bahwa nutrisi dan recovery mempunyai peran yang sangat besar dalam pencegahan cedera. Dengan nutrisi dan recovery yang baik, maka otot akan lebih siap untuk dipakai dalam latihan atau pertandingan berikutnya. Perlu diingat pula bahwa proses regenerasi sel tubuh(termasuk pemulihan cedera) terjadi pada saat istirahat. Nutrisi dan recovery dapat dibaca lagi pada edisi-edisi sebelumnya.


Satu hal yang patut disayangkan di Indonesia adalah belum adanya sistem registrasi cedera yang bersifat nasional. Dengan adanya perbedaan karakteristik antar negara, adanya data tentang cedera sepakbola di Indonesia akan dapat membantu para ahli untuk menyusun program pencegahan dan penanganan cedera yang berskala nasional.

Senin, 02 April 2012

Serangan Jantung Di lapangan Hijau

Berikut ini adalah beberapa pertanyaan dari seorang wartawan kepada saya via email tentang serangan jantung pada pemain sepakbola. 

 1. Secara medis apakah serangan jantung itu? 
Jawab : serangan jantung adalah kondisi saat aliran darah ke suatu bagian dari jantung terhenti untuk waktu yang cukup panjang, sehingga menyebabkan kerusakan dari otot jantung.  

2.Sebenarnya siapa yang berpotensi menderita penyakit ini? Apa penyebabnya? 
Jawab : Semua orang bisa terkena serangan jantung (koroner), namun demikian terdapat beberapa hal (faktor resiko) yang meningkatkan peluang terkena penyakit jantung koroner, yaitu :
 - usia, semakin tua usia tentu resiko akan semakin meningkat 
- jenis kelamin, laki-laki cenderung lebih mudah terkena penyakit jantung koroner dibanding perempuan. Resiko penyakit pada perempuan baru meningkat tajam setelah menopause. 
- riwayat keluarga dengan penyakit jantung, khususnya keluarga dekat. Resiko tertinggi adalah bagi yang memiliki orang tua yang didiagnosis mendrita penyakit jantung sejak usia ayah umur < 55 tahun atau ibu umur < 65 tahun.
- kebiasaan merokok. Penelitian terakhir menyebutkan bahwa laki-laki perokok beresiko 3 kali lebih besar untuk mengalami serangan jantung, sedangkan pada perempuan resikonya lebih rendah, yang kemungkinan disebabkan adanya unsur protektif dari hormon estrogen. 
- darah tinggi. Penyakit darah tinggi yang tidak terkontrol menyebabkan penebalan dan kekakuan pembuluh darah. 
- kadar kolesterol yang tinggi. Kadar kolesterol "jahat" /LDL(low density lipoprotein) yang tinggi dapat meningkatkan resiko terbentuknya "pengapuran" pembuluh darah. Hal tersebut dapat diperparah dengan kadar kolesterol "baik" / HDL(high-density lipoprotein) yang rendah. HDL dapat ditingkatkan dengan olahraga yang teratur dan terukur. 
- diabetes, sering dikenal dengan penyakit gula atau kencing manis. 
- obesitas, yang sering dikenal orang awam dengan kegemukan atau kelebihan berat badan. - kurangnya aktivitas fisik., yang dikenal dengan istilah sedentary. Orang yang tidak pernah melakukan aktivitas tingkat sedang selama 30 menit setiap hari termasuk dalam kategori ini. 
- stress. Beban pikiran yang tidak tertangani dengan baik akan meningkatkan hormon stres berupa kortisol dan adrenalin yang dalam jumlah besar dan terus menerus akan memberikan efek negatif terhadap pembuluh darah.

 
3.Mengapa serangan jantung bisa dialami atlet sepakbola professional
saat bertanding? 
  Jawab : sebagian besar kejadian fatal di lapangan yang dialami atlet berusia muda disebabkan oleh kelainan jantung bawaan. Yang pertama adalah Hypertrophic cardiomyopathy (HCM) pembesaran otot jantung yang menyebabkan gangguan aliran darah ke pembuluh darah besar(aorta) dan pembuluh koroner yang "memberi makan" otot jantung. Yang kedua adalah kelainan bawaan pada pembuluh koroner itu sendiri. Kedua kelainan tersebut sulit dideteksi sejak dini. Tes pembebanan jantung/stress test yang dilakukan oleh spesialis jantung seringkali menunjukkan hasil yang normal pada kasus tersebut. 


4. Selain sepakbola jenis olah raga seperti apa yang berpotensi
menyebabkan serangan jantung bagi atletnya? 
 Jawab : cabang lain yang sering menimbulkan "korban" adalah lari jarak jauh, akibat kombinasi antara kelelahan, kerusakan sel otot dan dehidrasi. Namun semua olahraga yang berintensitas tinggi beresiko memicu serangan jantung. Resiko semakin meningkat apabila ritme olahraga tersebut tidak teratur, yaitu acak antara intensitas tinggi dan rendah. Karakteristik tersebut terdapat pada hampir semua olahraga permainan seperti tenis, basket, bola voli dan sejenisnya. 

5.Dari kacamata medis apakah yang menyebabkan serangan jantung pada
atlet profesional?
 Jawab : Serangan jantung diduga dapat terpicu karena : 
- kelelahan. Timbunan asam laktat, ion H+, radikal bebas dan kekurangan ion tubuh(efek debidrasi) dapat memicu kerusakan sel otot jantung 
- akumulasi cedera sel otot jantung. Sebenarnya setiap olahraga akan memicu kerusakan sel,namun dengan proses pemulihan yang baik sel yang rusak akan beregenerasi menjadi lebih baik. Pada atlet profesional, sel otot jantung terus menerus terpapar beban tinggi sehingga banyak mengalami kerusakan. Apabila tidak diimbangi pemulihan yang cukup, maka beresiko terjadi kerusakan yang bersifat masif dan permanen, Di sinilah pentingnya peran manajemen nutrisi, cairan dan recovery dalam setiap cabang olahraga, baik selama masa latihan maupun dalam kompetisi. 

6. Apakah ditengarai atlet telah mengidap penyakit jantung? 
Jawab : Nyeri dada atau rasa tertekan di dada yang disertai sesak nafas adalah gejala yang paling umum dari serangan jantung. Nyeri dada biasanya berlokasi di dada kiri, yang dapat menyebar ke leher, punggung, bahu,rahang dan lengan kiri. Namun rasa tidak nyaman pada dada saat berolahraga pun layak untuk dicurigai adanya gejala kekurangan oksigen pada otot jantung. 

7.Apakah kelelahan bisa menyebabkan serangan jantung? 
Jawab : bisa.penjelasannya pada jawaban nomor 5.

8.Benarkan suhu dingin memperbesar resiko serangan jantung saat berolah raga? 
Jawab : cuaca dingin mengakibatkan vasokonstriksi, yaitu penyempitan pembuluh darah. Dengan kondisi demikian tekanan darah mudah naik sehingga resiko serangan jantung juga meningkat. Hal tersebut bertambah parah apabila terjadi dehidrasi. Cuaca digin mengurangi rasa haus sehingga cenderug sedikit mengkonsumsi cairan. Kondisi tersebut menyebabkan darah semakin kental, tekanan darah semakin tinggi sehingga resiko kerusakan pembuluh darah semakin meningkat.

9.Apa yang harus dilakukan agar serangan jantung tidak dialami saat
berolah raga? 
Jawab : Prevention is always the best ! Setiap orang yang ingin lebih aktif sebaiknya periksa ke dokter olahraga untuk dilakukan screening. Dengan pemeriksaan dan tes kebugaran, dokter olahraga dapat memberikan anjuran program latihan yang tepat dosisnya. Program olahraga harus bersifat spesifik, yang berbeda tiap individu terantung kondisi fisik dan kesehatannya. Dengan dosis olahraga yang FITT, yaitu tepat (F)rekuensi, (I)ntensitas, (T)ipe/jenis dan (T)empo/durasinya, maka seluruh cedera (termasuk serangan jantung) dapat diminimalisir. Hal lain yang dapat dilakukan adalah pengenalan akan gejala-gejala serangan jantung. Apabila mengalami rasa tidak nyaman di dada, pusing dan sesak nafas, maka harus secepatnya berhenti untuk istirahat. Konsultasilah dengan dokter olahraga Anda.

10.Jika ditengarai seseorang menderita serangan jantung saat berolah
raga, pertolongan pertama apakah yang harus diberikan? 
Jawab : pertolongan serangan jantung pada menit-menit pertama sangatlah menentukan. Akan sangat percuma seorang pasien dibawa ke rumah sakit terhebat sekalipun apabila pertolongan pertama tidak dilakukan. Bila terjadi serangan jantung di lapangan, yang pertama adalah jangan panik, usahakan memanggil banguan seprti kontak ke 118 lalu bila mampu berikanlah pertolongan darurat seperti pernafasan bantuan, pemompaan jantung ataupun kejutan listrik. Tentunya semua itu dapat dilakukan bila telah mengikuti kursus tentang pertolongan pertama yang dikenal dengan BCLS (basic cardiac life support).

11. Apa sajakah yang harus disiapkan jika akan melakukan olah raga? 
Jawab :
- melakukan pemeriksaan ke dokter olahraga agar mendapatkan program olahraga yang tepat (jawaban no. 9)
- melakukan cukup pemanasan sebelum berolahraga dan pendinginan setelah olahraga, yaitu latihan dengan intensitas ringan selama 5-10 menit 
- cukup makan minimal 2 jam sebelum olahraga, dengan menu yang sehat 
- cukup minum air putih (2 gelas 2 jam sebelumnya, 1 gelas 30 menit sebelumnya, dan setengah gelas setiap 15 menit bila olahraga cukup berat) 
- cukup istirahat (tidur 6-8 jam) sehari sebelum olahraga berat 
- menghindari olahraga pada saat tubuh terlalu capek, cuaca terlalu dingin/panas, dan terlalu malam (maksimal jam 9 malam sudah harus selesai).
 - hindari kebiasaan yang merugikan kesehatan seperti merokok, alkohol, kurang tidur pada malam hari dan narkoba.